Kamis, 30 September 2010

14 Fakta Unik Tentang Bahasa Inggris


14 Fakta Unik Tentang Bahasa Inggris:

1. Stewardesses adalah kata terpanjang yang dapat diketik di keyboard hanya dengan menggunakan tangan kiri Anda. Sedangkan untuk tangan kanan, lollipop adalah yang terpanjang.

2. Tidak ada kata dalam bahasa Inggris yang bersajak/berima dengan month, orange, silver, purple, angst dan scalp.

3. Dreamt adalah satu-satunya kata bahasa Inggris yang berakhir dengan huruf ‘mt’.

4. Kalimat The quick brown fox jumps over the lazy dog menggunakan setiap huruf yang ada dalam abjad.

5. Kata racecar, kayak dan level dapat dibaca bolak-balik dari kiri ke kanan ataupun dari kanan ke kiri.

6. Hanya ada empat kata dalam bahasa Inggris yang berakhir dengan suku kata ‘dous’, yaitu: tremendous, horrendous, stupendous dan hazardous.

7. Ada dua kata dalam bahasa Inggris yang menggunakan kelima huruf hidup secara berurutan (a, e, i, o, u), yaitu: abstemious dan facetious.

8. Typewriter adalah kata terpanjang yang dapat diketik menggunakan huruf-huruf yang terdapat pada satu baris tombol keyboard (baris QWERTY).

9. Huruf yang paling sering dipakai dalam bahasa Inggris adalah huruf ‘e’. Ini merupakan fakta baik dalam penggunaan bahasa Inggris secara umum, dalam karya fiksi dan non-fiksi, jurnalisme, kitab suci dan bahkan kode Morse!

10. Untuk huruf konsonan, huruf yang paling sering dipakai adalah huruf ‘t’.

11. Huruf yang paling sedikit digunakan dalam bahasa Inggris adalah ‘q’ – bukan ‘z’.

12. Lima huruf yang paling sering muncul sebagai huruf pertama dalam kata bahasa Inggris – secara berurutan – adalah ‘t’, ‘o’, ‘a’, ‘w’ dan ‘b’.

13. Hampir setengah dari seluruh kata bahasa Inggris diakhiri oleh huruf ‘e’, ‘t’, ‘d’ dan ‘s’.

14. The adalah kata yang paling sering digunakan dalam bahasa Inggris. Bila Anda tidak percaya, cobalah berbicara dalam bahasa Inggris standar yang benar selama 5 menit tanpa menggunakan kata ‘the’.


sumber: http://jelajahunik.blogspot.com/2010/09/14-fakta-unik-tentang-bahasa-inggris.html

10 Mata Uang Tertua di Indonesia

1. Uang Syailendra (850 M)

     Mata uang Indonesia dicetak pertama kali sekitar tahun 850/860 Masehi, yaitu pada masa  kerajaan Mataram Syailendra yang berpusat di Jawa Tengah. Koin-koin tersebut dicetak dalam dua jenis bahan emas dan perak, mempunyai berat yang sama, dan mempunyai beberapa nominal :
* Masa (Ma), berat 2.40 gram; sama dengan 2 Atak atau 4 Kupang
* Atak, berat 1.20 gram; sama dengan ½ Masa, atau 2 Kupang
* Kupang (Ku), berat 0.60 gram; sama dengan ¼ Masa atau ½ Atak

Sebenarnya masih ada satuan yang lebih kecil lagi, yaitu ½ Kupang (0.30 gram) dan 1 Saga (0,119 gram). Koin emas zaman Syailendra berbentuk kecil seperti kotak, dimana koin dengan satuan terbesar (Masa) berukuran 6 x 6/7 mm saja. Pada bagian depannya terdapat huruf Devanagari “Ta”. Di belakangnya terdapat incuse (lekukan ke dalam) yang dibagi dalam dua bagian, masing-masing terdapat semacam bulatan. Dalam bahasa numismatik, pola ini dinamakan “Sesame Seed”.
Sedangkan koin perak Masa mempunyai diameter antara 9-10 mm. Pada bagian muka dicetak huruf Devanagari “Ma” (singkatan dari Masa), dan di bagian belakangnya terdapat incuse dengan pola “Bunga Cendana”.




2. Uang Krishnala, Kerajaan Jenggala (1042-1130 M)

     Pada zaman Daha dan Jenggala, uang-uang emas dan perak tetap dicetak dengan berat standar, walaupun mengalami proses perubahan bentuk dan desainnya. Koin emas yang semula berbentuk kotak berubah desain menjadi bundar, sedangkan koin peraknya mempunyai desain berbentuk cembung, dengan diameter antara 13-14 mm.
Pada waktu itu uang kepeng Cina datang begitu besar, sehingga saking banyaknya jumlah yang beredar, akhirnya dipakai secara “resmi” sebagai alat pembayaran, menggantikan secara total fungsi dari mata uang lokal emas dan perak.




3. Uang "Ma", (Abad ke-12)
 
     Mata uang Jawa dari emas dan perak yang ditemukan kembali, termasuk di situs kota Majapahit, kebanyakan berupa uang “Ma”, (singkatan dari māsa) dalam huruf Nagari atau Siddham, kadang kala dalam huruf Jawa Kuno. Di samping itu beredar juga mata uang emas dan perak dengan satuan tahil, yang ditemukan kembali berupa uang emas dengan tulisan ta dalam huruf Nagari. Kedua jenis mata uang tersebut memiliki berat yang sama, yaitu antara 2,4 – 2,5 gram.
Selain itu masih ada beberapa mata uang emas dan perak berbentuk segiempat, ½ atau ¼ lingkaran, trapesium, segitiga, bahkan tak beraturan sama sekali. Uang ini terkesan dibuat apa adanya, berupa potongan-potongan logam kasar; yang dipentingkan di sini adalah sekedar cap yang menunjukkan benda itu dapat digunakan sebagai alat tukar. Tanda tera atau cap pada uang-uang tersebut berupa gambar sebuah jambangan dan tiga tangkai tumbuhan atau kuncup bunga (teratai?) dalam bidang lingkaran atau segiempat. Jika dikaitkan dengan kronik Cina dari zaman Dinasti Song (960 – 1279) yang memberitakan bahwa di Jawa orang menggunakan potongan-potongan emas dan perak sebagai mata uang, mungkin itulah yang dimaksud.

4. Uang Gobog Wayang, Kerajaan Majapahit (Abad k-13)
 
       Pada zaman Majapahit ini dikenal koin-koin yang disebut “Gobog Wayang”, dimana untuk pertama kalinya diperkenalkan oleh Thomas Raffles, dalam bukunya The History of Java. Bentuknya bulat dengan lubang tengah karena pengaruh dari koin cash dari Cina, ataupun koin-koin serupa yang berasal dari Cina atau Jepang. Koin gobog wayang adalah asli buatan lokal, namun tidak digunakan sebagai alat tukar. Sebenarnya koin-koin ini digunakan untuk persembahan di kuil-kuil seperti yang dilakukan di Cina ataupun di Jepang sehingga disebut sebagai koin-koin kuil. Setelah redup dan runtuhnya kerajaan Majapahit di Jawa Timur (1528), Banten di Jawa bagian barat muncul sebagai kota dagang yang semakin ramai.

 5. Uang Dirham, Kerajaan Samudra Pasai (1297 M)
 
     Mata uang emas dari Kerajaan Samudra Pasai untuk pertama kalinya dicetak oleh Sultan Muhammad yang berkuasa sekitar 1297-1326. Mata uangnya disebut Dirham atau Mas, dan mempunyai standar berat 0,60 gram (berat standar Kupang). Namun ada juga koin-koin Dirham Pasai yang sangat kecil dengan berat hanya 0,30 gram (1/2 Kupang atau 3 Saga). Uang Mas Pasai mempunyai diameter 10–11 mm, sedangkan yang setengah Mas berdiameter 6 mm. Pada hampir semua koinnya ditulis nama Sultan dengan gelar “Malik az-Zahir” atau “Malik at-Tahir”.



6. Uang Kampua, Kerajaan Buton (Abad ke-14)
 
       Uang yang sangat unik,yang dinamakan Kampua dengan bahan kain tenun ini merupakan satu-satunya yang pernah beredar di Indonesia. Menurut cerita rakyat Buton, Kampua pertamakali diperkenalkan oleh Bulawambona,yaitu Ratu kerajaan Buton yang kedua,yang memerintaha sekitar abad XIV. Setelah ratu meninggal,lalu diadakan suatu “pasar” sebagai tanda peringatan atas jasa-jasanya bagi kerajaan Buton. Pada pasar tersebut orang yang berjualan engambil tempat dengan mengelilingi makam Ratu Bulawambona. Setelah selesai berjualan,para pedagang memberikan suatu upetiyang ditaruh diatas makam tersebut,yang nantinya akan masuk ke kas kerajaan. Cara berjualan ini akhirnya menjadi suatu tradisi bagi masyarakat Buton,bahkan sampai dengan tahun 1940.
 


7. Uang Kasha Banten, Kesultanan Banten (Abad ke-15)
 
     Mata-uang dari Kesultanan banten pertama kali dibuat sekitar 1550-1596 Masehi. Bentuk koin Banten mengambil pola dari koin cash Cina yaitu dengan lubang di tengah, dengan ciri khasnya 6 segi pada lubang tengahnya (heksagonal). Inskripsi pada bagian muka pada mulanya dalam bahasa Jawa: “Pangeran Ratu”. Namun setelah mengakarnya agama Islam di Banten, inskripsi diganti dalam bahasa Arab, “Pangeran Ratu Ing Banten”. Terdapat beberapa jenis mata-uang lainnya yang dicetak oleh Sultan-sultan Banten, baik dari tembaga ataupun dari timah, seperti yang ditemukan pada akhir-akhir ini.
 


8. Uang Jinggara, Kerajaan Gowa (Abad ke-16)
 
    Di daerah Sulawesi, yaitu Sulawesi Selatan dan Sulawesi Tenggara, berdiri kerajaan Gowa  dan Buton. Kerajaan Gowa pernah mengedarkan mata uang dan emas yang disebut jingara, salah satunya dikeluarkan atas nama Sultan Hasanuddin, raja Gowa yang memerintah dalam tahun 1653-1669. Di samping itu beredar juga uang dan bahan campuran timah dan tembaga, disebut kupa.
 


9. Uang Picis, Kesultanan Cirebon (1710 M)
 
    Sultan yang memerintah kerajaan Cirebon pernah mengedarkan mata uang yang pembuatannya dipercayakan kepada seorang Cina. Uang timah yang amat tipis dan mudah pecah ini berlubang segi empat atau bundar di tengahnya, disebut picis, dibuat sekitar abad ke-17. Sekeliling lubang ada tulisan Cina atau tulisan berhuruf Latin berbunyi CHERIBON.
 

 10. Uang Real Batu, Kesultanan Sumenep (1730 M)
 
      Kerajaan Sumenep di Madura mengedarkan mata uang yang berasal dari uang-uang asing yang kemudian diberi cap bertulisan Arab berbunyi ‘sumanap’ sebagai tanda pengesahan. Uang kerajaan Sumenep yang berasal dari uang Spanyol disebut juga real batu karena bentuknya yang tidak beraturan. Dulunya uang perak ini banyak beredar di Mexico yang kemudian beredar juga di Filipina (jajahan Spanyol). Di negeri asalnya uang mi bernilai 8 Reales. Selain uang real Mexico, kerajaan Sumenep juga memanfaatkan uang gulden Belanda dan uang thaler Austria.







Sumber : http://infoajae.blogspot.com/2010/09/10-mata-uang-tertua-di-indonesia.html

 

Rabu, 29 September 2010

Asal Mula Tanda Baca

1. Tanda Tanya



    Pada awalnya, dalam bahasa latin, untuk mengindikasikan pertanyaan, orang harus menuliskan kata "Questio" di akhir kalimat untuk menandakan bahwa kalimat tersebut adalah kalimat tanya. Maka untuk menghemat tempat, kata tersebut akhirnya disingkat menjadi qo, yang kemudian dimampatkan lagi menjadi huruf q kecil di atas huruf o, yang akhirnya makin lama makin habis menjadi titik dan garis mirip cacing, persis seperti tanda tanya kita sekarang.


2. Tanda Seru

  Seperti tanda tanya, awalnya juga dimulai dengan menumpuk huruf. Tanda ini berasal dari kata dalam bahasa Latin "io" yang berarti "seruan kegembiraan". ketika huruf i ditulis di atas huruf o, lama-lama dipersingkat seperti tanda seru kita sekarang ini.


3. Tanda Sama Dengan


  Ditemukan oleh ahli matematika Inggris Robert Recorde pada 1557, dengan pemikiran seperti ini (dalam bahasa Inggris kuno) "I will settle as I doe often in woorke use, a paire of paralleles, or Gmowe [i.e., twin] lines of one length, thus : , bicause noe 2 thynges, can be more equalle." atau terjemahannya: "Aku akan menggunakan tanda ini seperti biasanya, sepasang garis sejajar, atau kembar dengan panjang yang sama, karena tidak ada dua hal lagi yang bisa lebih sama dengan dua garis sejajar ini." Tanda sama dengan asli temuan Robert setidaknya 5 kali lebih panjang dari yang kita kenal sekarang.

4. Ampersand
   Simbol ini adalah bentuk stilir dari "et" dalam bahasa Latin yang berarti "Dan." Tanda ini ditemukan oleh Marcus Tullius Tiro, seorang penulis dari abad pertama di Roma. Nama Ampersand baru diberikan setelah 17 abad kemudian. Pada awal 1800-an, murid sekolah belajar simbol ini sebagai huruf ke 27 setelah Z, tapi masih tanpa mana. Jadi di awal 1800-an ini mereka belaar ABC dengan "and per se, and" yang berarti "&" dan kemudian karena saking cepatnya dibaca, akhirnya menjadi "ampersand".


5. Octothorp



  Nama aneh untuk tanda penomoran ini datang dari kata "Thorpe", kata dalam bahasa Normandia Kuno untuk desa atau tanah pertanian yang sering ditemui dalam bahasa Inggris untuk nama tempat. AWalnya digunakan untuk pembuatan peta, yang berarti desa yang di kelilingi delapan pertanian. Karena delapan (octa) dan pertanian (thorpe), maka muncul nama ini, Octothorp.


6. Tanda Dollar


 
    Pemerintah Amerika baru menerbitkan uang mereka sendiri pada 1794, dan pada waktu itu masih menggunakan mata uang dunia lama - peso - atau Dollar Spanyol. Koin 1 Dollar Amerika pertama persis sekali seperti uang Peso Spanyol, baik berat maupun nilainya, jadi mereka mengambil singkatan yang sama: Ps. Makin lama perkembangannya, huruf P ditulis menimpa S, dan kemudian mulai lingkaran di atas P tadi dibuang, jadi hanya huruf S yang ditimpa dengan garis vertikal.

sumber: http://hermawayne.blogspot.com/2010/09/asal-mula-tanda-baca.html
 

Selasa, 28 September 2010

KTP Sewaktu Jaman Belanda

   Kartu Tanda Penduduk pada Jaman Belanda (Nederlandsch Indie). Verklaring van Ingezetenschap, voor personen in Nederlandsch Indie geboren, atau terjemahannya, Kartu Tanda Penduduk untuk orang yang lahir di Hindia Belanda.

Tampak Luar






Tampak Dalam 
 





Cap


   Diterbitkan di Batavia (dengan nama sekarang Jakarta), pada 14 April 1921. Dokumen ini dicetak diatas kertas zegel jenis emboss, dengan nilai 1 1/2 Gulden (Een Gulden en Vijftig cent). Ukuran: 15 cm X 10 cm. Sebuah dokumen sipil kuno dari jaman Belanda yang cukup langka.

Sumber : http://ujung-bumi.blogspot.com/2010/09/sangat-langka-inilah-ktp-sewaktu-jaman.html

Soekarno Buat Presiden Amerika Bertekuk Lutut

  Bung Karno geram. Ike mencoba merayunya, “Tolong bebaskan pilotku”. Tapi Bung Karno tetap saja geram. Mungkin juga karena yang merayu Soekarno adalah Ike, seorang pria tua. Ike itu adalah nama panggilan D. Dwight Eisenhower, presiden AS di masa itu. Kali ini Amerika memang kena batunya.

Negara digdaya itu dibikin malu Indonesia ketika pilotnya, Allen Pope ditembak jatuh di pulau Morotai. Lebih malu lagi, karena dengan tertangkapnya pilot itu, kedok AS dan CIA akhirnya terbuka. Kedok yang membuktikan AS melalui CIA sudah main api dengan petualangannya di balik pemberontakan separatisme di Indonesia. Termasuk juga infiltrasi AS yang mempersenjatai para pemberontak itu. Ini yang bikin Bung Karno geram, dan mulai memainkan kartu trufnya.

Bung Karno yang tadinya dikerjai Amerika, sekarang balas mengerjai Amerika. Bung Karno sadar, tertangkapnya Allen Pope mendongkrak posisi tawar Indonesia di hadapan Amerika. Cerita selanjutnya adalah bagaimana Ike dan John F. Kennedy jadi repot dibuatnya.
Inilah moment bersejarah ketika Indonesia yang miskin untuk pertama kalinya punya posisi tawar tinggi di hadapan “juragan kaya”, Amerika.

Bung Karno tidak cuma menuntut Amerika mesti minta maaf. Tapi masih ada sederet permintaan lain yang bikin Amerika “maju kena mundur kena”. Eisenhower minta Indonesia melepaskan pilot Allen Pope. Tapi Bung Karno tidak mau melepas begitu saja dengan gratis. Pilot itu adalah kartu truf-nya.
Allen Pope
Inilah kisah bagaimana Bung Karno dengan amarah “memiting leher Allen Pope” sambil telunjuknya memberi isyarat agar Amerika mau bersimpuh di kaki Bung Karno (tentu saja ini hanya simbolisasi teatrikal).

Gantung Allen Pope! Hukum mati Allen Pope! Begitu gelombang protes di depan kedutaan AS di Jakarta setelah Allen Pope tertangkap. tahun 1958 itu . Rakyat Indonesia memang dibikin naik darah oleh kelakuan Allen Pope. Soalnya si pilot ini sudah menjatuhkan bom di Ambon yang memakan tak sedikit korban jiwa.

Di tengah suasana panas itu, teman-teman Mas Tok atau Guntur Soekarnoputra tidak berhenti menjejalinya dengan pertanyaan-pertanyaan seputar pilot Allen Pope.
Percakapan Bung Karno dengan putra sulungnya berkaitan hal itu, sudah banyak diungkap berbagai sumber. Tapi sebetulnya ada yang lebih penting lagi di balik percakapan antara Bung Karno dan Mas Tok berikut ini…..

Bung Karno sedang mandi. Mas Tok yang masih remaja menggedor-gedor pintu kamar mandi. Tidak sabar. Karena pintu terus digedor, Bung Karno melongok sebentar. “Ada apa tho Mas Tok? Bapak belum selesai mandi”.

Begitu pintu terbuka, Mas Tok langsung menyambar ayahnya dengan pertanyaan, “Bener nggak sih bapak menukar pembebasan Allen Pope dengan tebusan pesawat Hercules?”. Mas Tok memang tidak sabaran ingin segera tahu jawabnya. Saat itu juga dia harus mendapatkan bocoran jawabannya. Memang sebelumnya di antara teman-temannya, mereka sudah kasak-kusuk membenarkan gosip itu. Mas Tok jadi panas juga. Soalnya sebagai anak Bung Karno, seharusnya dia lebih tahu dari teman-temannya.

Mas Tok yang penasaran tidak perlu menunggu lama menanti jawab ayahnya. Pertanyaan Mas Tok itu langsung disambar dengan tawa khas ayahnya. Menggelegar, “Hahahahaha……biar saja Amerika kasih Hercules itu buat Bapak. Kalau Amerika kirim pesawat lagi, nanti Bapak suruh tembak lagi. Sebagai tebusannya, Bapak minta Marilyn Monroe dan Ava Gardner”.
 
Ava Gardner
Itu humor khas Bung Karno. Humor seorang negarawan nyentrik. Cara Bung karno bercanda dengan politikus sejawatnya sehari-hari, tidak beda jauh dengan guyonan-nya dengan anak-anaknya. Mas Tok dan adik-adiknya sudah hafal adat ayahnya. Dasar Bung Karno!
Tapi sebetulnya di balik canda itu, mungkin bahkan Bung Karno dan Mas Tok sendiri waktu itu belum menyadari sesuatu. Yaitu buntut dari posisi tawar Indonesia tadi, Bung Karno telah memulai tonggak lahirnya sejarah armada baru bagi AURI, yaitu lahirnya skuadron Hercules di Indonesia. Armada ini kelak turut punya andil dalam merebut Irian Barat dari Belanda.
Itu semua berawal dari negosiasi tarik ulur demi pembebasan seorang pilot yang bikin Amerika gelisah. Bagaimana tidak? Soalnya kalau tidak segera diselamatkan, bisa-bisa pilot itu buka mulut tentang info rahasia yang berkaitan dengan permainan CIA.

Dulu serangan Maukar ke Istana didesas-desuskan akibat Bung Karno menggoda tunangan sang pilot.
Gosip selanjutnya menghantam Bung Karno lagi. Yaitu pembebasan pilot Allen Pope digosipkan karena Bung Karno dirayu oleh istri Pope, yang sengaja didatangkan dari Amerika. Walaahhh….

Kedengaran kayak gosip murahan. Tapi tunggu dulu! Sejarah kadang memang diwarnai gosip murahan, yang bermuara pada hasil yang tidak murahan. Konon itu yang namanya intrik politik tingkat tinggi. Intrik yang menggunakan sisi kelemahan Bung Karno. Kelemahan apalagi kalau bukan soal perempuan? Mentang-mentang Bung Karno mata keranjang…..

Bung Karno memang mata keranjang. Tapi pihak yang anti Bung Karno kadang memanipulasi sisi ini secara berlebihan. Sama halnya CIA yang menggunakan kelemahan don yuan-nya Bung Karno untuk menjatuhkan kredibilitas presiden RI di mata rakyatnya. Menjatuhkan Bung Karno adalah satu-satunya cara agar Amerika bisa bercokol kuat di Indonesia. Sudah dicoba segala cara agar Bung Karno jatuh, tidak berhasil juga. Dicoba dengan cara ancaman embargo, penghentian bantuan…..ehhh Bung Karno malah teriak, “Go to hell with your aid!”.
 
                                              Go to hell with your aid!

Akhirnya CIA pakai cara lain. Yaitu infiltrasi ke berbagai pemberontakan di Indonesia. Puncaknya terjadi dalam pertempuran di pulau Morotai, tahun 1958. Ketika itu TNI (pasukan marinir, pasukan gerak cepat AU, dan AD) menggempur Permesta, gerakan pemberontakan di Sulawesi Utara.

Persenjataan Permesta tidak bisa dianggap enteng. Soalnya ada bantuan senjata dari luar. Tadinya tudingan bahwa CIA adalah biang kerok semua ini masih dugaan saja. Ketika kapal pemburu AL dan mustang AU melancarkan serangannya, satu pesawat Permesta terbakar jatuh.

Sebelum jatuh, ada dua parasut yang tampak mengembang keluar dari pesawat itu. Parasut itu tersangkut di pohon kelapa. TNI segera membekuk dua orang. Yang satu namanya Harry Rantung anggota Permesta. Dan yang tak terduga, satunya lagi bule Amerika. Itulah si pilot Allen Pope. Dari dokumen-dokumen yang disita, terkuak Allen Pope terkait dengan operasi CIA. Yaitu menyusup di gerakan pemberontakan di Indonesia untuk menggulingkan Soekarno.
Tak pelak lagi, tuduhan bahwa Amerika dengan CIA adalah dalang pemberontakan separatis, bukan isapan jempol!

Peristiwa tertangkapnya Allen Pope adalah tamparan bagi Amerika. Itu mungkin terwakili dalam kalimat Allan Pope ketika tertangkap. Setelah pesawat B-26 yang dipilotinya jatuh dihajar mustang AU dan kapal pemburu AL, komentar Pope: “Biasanya negara saya yang menang, tapi kali ini kalian yang menang”. Setelah itu dia masih sempat minta rokok.

                                                B-26 kena tembak

Tapi sebetulnya yang lebih bikin malu Amerika bukan soal kalah yang dikatakan Pope tadi. Tapi tertangkapnya Allan Pope mengungkap permainan kotor AS untuk menggulingkan Soekarno. Amerika terus ngeyel menyangkal. Tapi bukti-bukti yang ada, akhirnya membungkam mulut Amerika.

Taktik kotor itu jadi gunjingan internasional. Tanpa ampun, kedok Amerika dengan CIA-nya berhasil dibuka Indonesia, lengkap dengan bukti-bukti telak. Amerika terpaksa berubah 180 derajat menjadi baik pada Soekarno. Semua operasi CIA untuk mengguncang Bung Karno (untuk sementara) dihentikan.

Amerika berusaha mati-matian minta pilotnya dibebaskan. Segala cara pun mulai dilakukan untuk mengambil hati Bung Karno. Eisenhower mengundang Soekarno ke AS bulan Juni 1960. Lalu Soekarno juga diundang John Kennedy di bulan April 1961. Di balik segala alasan diplomatik tentang kunjungan itu, tak bisa disangkal itu semua buntut dari cara Bung Karno memainkan kartunya terhadap Amerika.

Selama periode itu, Bung Karno main tarik ulur dengan pembebasan Pope. Tarik ulur itu berjalan alot. Karena Bung Karno ogah melepaskan Pope begitu saja. Bung Karno sengaja berlama-lama “memiting leher” Allan Pope sebelum Amerika meng-iya-kan permintaan Indonesia. Amerika mati kutu. Tak ada jalan lain. Negosiasi pun segera dimulai. Negosiasi alot yang memakan waktu 4 tahun, sebelum akhirnya Allen Pope benar-benar bebas.

Dimulai dengan Ike atau Eisenhower yang membujuk, merayu dan mengundang Bung Karno ke Amerika. Namun sesudahnya Bung Karno tetap tidak mau tunduk diatur-atur Ike. Situasi mulai berubah sedikit melunak setelah kursi kepresidenan AS beralih ke John F. Kennedy.
 
                                            Soekarno bersama JFK

John Kennedy tahu, kepribadian Soekarno sangat kuat dan benci di-dikte. Karena itu dengan persahabatan dia mampu “merangkul” Soekarno. “Kennedy adalah presiden Amerika yang sangat mengerti saya”, kata Bung Karno.
Dengan John, negosiasi mulai mengarah ke titik terang. Berkaitan itu pula, John mengirim adiknya Robert Kennedy ke Jakarta. Robert membawa sejumlah misi, diantaranya: “bebaskan Pope”.
  Robert Kennedy dan istri (di belakang Soekarno)

Konon ketika itu juga Amerika mengirim istri Allen Pope yang cantik. Perhitungannya, wanita cantik mampu meluluhkan hati Bung Karno. Ini asal mula beredar issue bahwa Bung Karno dirayu istri Allen Pope. Yang tidak banyak disebutkan orang, yaitu ibu dan saudara perempuan Allen Pope juga datang memohon-mohon dengan tangisan minta belas kasihan Bung Karno.
Buat Bung Karno, pilot itu dibebaskan atau tidak dibebaskan, hasilnya sama saja. Yaitu tidak membuat korban-korban bom si pilot bisa hidup kembali. Jadi kenapa tidak memanfaatkan saja ketakutan Amerika yang ciut kalau pilot itu buka mulut?

Bung Karno memainkan kartu trufnya atas dasar apa yang dibutuhkan bangsa Indonesia pada waktu itu. Indonesia betul-betul sengsara dan kelaparan, jadi butuh uang dan nasi. Indonesia sedang bertempur melawan Belanda untuk merebut Irian Barat. Jadi butuh senjata, sejumlah perangkat perang dan armada tempur.

Permintaan Bung Karno itu tentu saja tidak disampaikan dengan cara mengemis. Tapi dengan cara yang menyeret Amerika untuk membuat interpretasi diplomatik. Mau tidak mau, isyarat diplomatik Soekarno bikin Amerika harus bisa membaca yang tersirat di balik yang tersurat.
Dibanding Ike alias Eisenhower, John Kennedy lebih peka membaca isyarat itu. Itulah yang dimaksud Bung Karno bahwa John Kennedy mengerti dirinya. Kennedy tidak cuma sekedar mengundang Bung Karno ke Amerika untuk plesiran. Tapi juga ada tindak lanjut nyata di balik undangan diplomatik itu.

John paham Indonesia butuh perangkat perang untuk merebut Irian Barat. Di antaranya armada tempur. Karena itu diajaknya Bung Karno mengunjungi pabrik pesawat Lockheed di Burbank, California. Di sana Bung Karno dbantu dalam pembelian 10 pesawat hercules tipe B, terdiri dari 8 kargo dan 2 tanker.
 Lockheed ,Burbank- California.

Negosiasi pembebasan Allen Pope antara Ike dan Bung Karno tadinya alot. Tapi jadi licin jalannya dengan John. Dia tidak pelit membalas “kebaikan” Bung Karno yang memenuhi permintaan AS untuk membebaskan Allen Pope.

                                                                Allen Pope diadili
Hasilnya? Hercules dari Amerika, menjadi cikal bakal lahirnya armada Hercules bagi AURI (armada yang kelak ikut bertempur merebut Irian Barat). Bung Karno bisa membuat Amerika menghentikan embargo. Lalu menyuntik dana ke Indonesia. Juga beras 37.000 ton dan ratusan persenjataan perangkat perang. Kebutuhan itu semua memang sesuai dengan kondisi Indonesia saat itu.

Ternyata begini ini yang namanya negosiasi tingkat tinggi. Akhirnya Allen Pope dibebaskan secara diam-diam oleh suatu misi rahasia di suatu subuh, Februari 1962. Negosiasi itu seluruhnya tentu makan biaya yang tidak sedikit. Siapa yang mesti membayar semua itu? Konon rekening Permesta yang harus membayar ganti rugi akibat negosiasi itu. Sempat terdengar selentingan bahwa jalan by pass Cawang-Tanjung Priok dan Hotel Indonesia lama di Bundaran HI Thamrin, adalah wujud dari ganti rugi itu. Benarkah demikian? Wallahualam.
Sayang hubungan mesra Bung Karno dengan Amerika berakhir setelah Kennedy terbunuh tahun 1963. Terbunuhnya Kennedy membuat CIA kembali leluasa mewujudkan mimpi lama yang sempat terhenti. Yaitu terus mengguncang kursi Bung Karno, hingga Putra Sang Fajar itu akhirnya benar-benar terbenam. Kita semua tahu bagaimana akhir episode itu.

Sumber : http://malemminggu.wordpress.com/2010/09/20/ketika-amerika-serikat-terpaksa-tunduk-kepada-indonesia/

Senin, 27 September 2010

MONAS – Lambang Kebesaran Rakyat

Monumen Nasional, atau yang lebih akrab dipanggil Monas terletak di pusat kota Jakarta. Monumen ini didirikan pada tanggal 17 Agustus 1961 bertepatan dengan perayaan 16 Tahun Indonesia Merdeka. Monumen bersejarah dengan tinggi 132 m ini didirikan atas gagasan Presiden Soekarno dengan tujuan:
  1. Memperingati dan mengabadikan Proklamasi Kemerdekaan,
  2. Sebagai lambang semangat perjuangan bangsa Indonesia yang tidak pernah padam,
  3. Sumber Inspirasi dan Pendidikan
  4. Sebagai objek Wisata.
Presiden Soekarno menunjuk 2 orang penting dalam pembangunan monumen ini. Mereka adalah Ir. Soedarsono sebagai arsitek, dan Prof. DR. Roeseno sebagai perencana. Lokasi pembangunan Monas terletak di Lapangan Ikada dengan luas area 80 ha. Biaya membangun Monas ini menghabiskan dana sebesar 7 milyar rupiah. Monumen ini disahkan pada tanggal 12 Juli 1975 oleh Bapak Ali Sadikin yang kala itu menjadi Gubernur DKI Jakarta.
Monas mempunyai 5 bagian ruangan:
  • Ruang bawah tanah (80 x 80) sebagai Ruang Museum Nasional, tempat disimpannya diorama-diorama yang dibuat selama 6 tahun yang menggambarkan sejarah Bangsa Indonesia sejak zaman Purba sampai tahun 1995.
  • Ruang Kemerdekaan, tempat disimpannya Naskah Proklamasi yang asli, yang dibacakan Soekarno ketika tahun 1945. Naskah ini disimpan didalam Gapura Emas setebal 3 pintu dengan diiringi lagi “Padamu Negeri”
  • Pelataran Cawan (tinggi 17 m x lebar 45 m)
  • Pelataran Puncak (11 x 11)
  • Lidah Api yang menggambarkan Semangat Bangsa Indonesia, yang dilapisi emas 50 kg, dengan tinggi 14 m dan berat 14,5 ton
Sekian artikel ini saya tulis, semoga membantu kita dalam membangun semangat nasionalisme kita terhadap bangsa ini. “Rawatlah aset-aset negara, karena itu adalah warisan untuk kita”

sumber : http://bossgahutagalung.wordpress.com/2010/08/11/monas/

Beri Aku 10 Pemuda maka Akan Kuguncang Dunia

Siapa tak kenal kalimat diatas? ya kalimat itu merupakan sepenggal dari pidato Bung Karno semasa ia menjabat sebagai presiden Republik Indonesia. “100 orang hanya bermimpi, tetapi berikanlah aku 10 pemuda maka akan kuguncang dunia!” itulah sepenggal kalimat lengkapnya.
Apa artinya? Bung Karno mewakili rakyat Indonesia yang berharap bahwa pemuda akan dapat terus berkarya, karena pemuda adalah generasi penerus bangsa! Lakukan apa yang engkau bisa untuk mengguncang dunia!
Pemuda adalah benih-benih bangsa, ya memang itu kenyataannya. Sama seperti Bung Karno yang dapat memerdekakan Indonesia di kala ia masih muda. Bahkan ia dapat dikatakan terlalu muda untuk dapat menjadi seorang Presiden.
Oleh sebab itu, janganlah bermalas-malasan hai pemuda, berbuatlah! Lakukan sesuatu yang baik bagi negaramu! Jangan kau turuti imperialisme dan kapitalisme barat! Ingatlah Pancasila, ideologi yang merasuk ke dalam hati kita bangsa Indonesia! Dia lah cita-cita bangsa! Isilah kemerdekaan yang masih kosong ini!
“To Build The World a New
“Lakukan apa yang kita bisa mulai dari sekarang, untuk masa depan!” 

Sumber :http://bossgahutagalung.wordpress.com/

Soekarno: Nasionalis tapi Fanatik (Rusia – Indonesia)

   Bung Karno, itulah sapaan akrab kita terhadap Ir. Soekarno yang telah menjadi mantan Presiden RI pertama tersebut. Kita tahu ia adalah seorang nasionalis sejati, yang tidak takut mati hanya untuk bangsanya. Tapi apakah benar ia hanyalah sorang nasionalis? Ternyata di dalam diri seorang Soekarno ada sisi fanatiknya.
Hal ini terjadi ketika Soekarno mengadakan kunjungan luar negerinya ke Uni Soviet (Rusia) yang ketika itu dipimpin oleh PM Nikita Khrushchev. Ketika itu, hubungan antara Indonesia – Uni Soviet sangatlah erat. Ini jugalah yang menjadi pemikiran Amerika Serikat kala itu bahwa Indonesia dikira beraliran Komunis.
Sekedar info, sejarah hubungan Indonesia – Uni Soviet sudah terjadi sejak tanggal 25 Januari 1950 ketika Uni Soviet mengakui kemerdekaan Indonesia dan menginginkan hubungan bilateral antara kedua negara. Pada tahun 1950 – 1965 Indonesia menjalin pendekatan dan kerja sama erat dengan Uni Soviet. Sebagai negara yang baru saja terbentuk, Indonesia membutuhkan pengakuan dari masyarakat dunia. Masuknya Indonesia ke PBB dipandang sebagai langkah paling penting. Pada April 1950, delegasi Indonesia mengunjungi Moskow untuk berunding dengan Menlu Uni Soviet AY Vishinskiy, membahas dukungan negara kami yang menjadi anggota tetap Dewan Keamanan PBB.
Kesepakatan tercapai pada September 1950 dan Uni Soviet sebagai negara yang sudah menjalin hubungan diplomatik dengan Indonesia menjadi salah satu negara pertama yang mendukung masuknya Indonesia ke PBB.
Pada tahun 1956, Presiden Soekarno melawat untuk pertama kalinya ke Rusia. Lawatan yang berlangsung mulai dari 28 Agustus hingga 12 September membuka babak baru dalam hubungan kedua negara. Pada 11 September, Soekarno dan PM Khrushchev menandatangani sebuah dokumen yang menegaskan ‘kedua negara akan membentuk hubungan bilateral berdasarkan prinsip-prinsip saling menghormati keutuhan wilayah dan kedaulatan, menolak campur tangan terhadap urusan masing-masing, akan mengikuti semangat dan prinsip-prinsip Konferensi Asia-Afrika. Kedua pihak sepakat untuk mengatur kerja sama di bidang perdagangan, teknologi, dan ekonomi berdasarkan ke setaraan dan saling menguntungkan’.
Peran Uni Soviet selanjutnya:
  1. Uni Soviet membantu Indonesia dalam pembangunan Gelanggang Olah Raga “Gelora Bung Karno” pada 1962 menyambut Indonesia sebagai tuan rumah Asian Games ketika itu. Gelora Bung Karno ini  terinspirasi dari Gelanggang Olah Raga Uni Soviet, “Luzhniki”
  2. Pada 1960 Indonesia – Uni Soviet menandatangani sejumlah persetujuan  di bidang peningkatan pertahanan Indonesia dengan biaya melebihi US$ 1 miliar (perhitungan harga masa itu), yakni modernisasi persenjataan dan peralatan militer TNI-AL dan TNI-AU, serta pelatihan beberapa ribu tentara maritim dan angkatan udara Indonesia di Uni Soviet. Hal ini digunakan Soekarno untuk merebut Irian Barat dari tangan Belanda.
Rincian bantuan militer uni Soviet:
  • TNI – Angkatan Laut: mendapat 70 kapal tempur dan kapal pendukung, termasuk kapal-kapal penjelajah , enam kapal torpedo, empat kapal jaga, 12 kapal selam, 12 kapal motor luncur rudal dan 12 kapal motor luncur torpedo, dan 10 kapal penyapu ranjau.
  • Pasukan marinir mendapat 100 amfibi, artileri, beberapa divisi rudal sistem pertahanan antirudal, persenjataan tembak, mesiu dan amunisi untuk dua divisi pasukan militer.
  • TNI – Angkatan Udara: disuplai dengan pesawat torpedo modern (TU-16 KS dan TU-16), pesawat pengebom dan pesawat intelijen jarak jauh. Angkatan Laut juga mendapat pesawat-pesawat tempur MIG-17, MIG-19, MIG-21 dan pesawat-pesawat pendukung lainnya dalam mendukung kinerja TNI-AL bersama TNI-AU
Ketika Soekarno mengunjungi Uni Soviet tahun 1956,  Soekarno disugguhkan berbagai macam keindahan dan pesona dari Negara komunis, Uni Soviet. Soekarno begitu takjubnya melihat keindahan kota Moskow dan beberapa kota lain di Rusia. Suatu hari, ketika Soekarno sedang mengelilingi kota Leningrad (St. Petersburg), ia melihat sebuah bangunan tua yang kala itu digunakan sebagai ‘medical warehouse‘. Gedung tersebut mirip sekali seperti sebuah masjid. Lantas pada kesempatan berikutnya, ia bertanya kepada Khrushchev, “Bekas gedung apakah itu?”. Khrushchev menjawab bahwa gedung tersebut merupakan bekas masjid yang sudah ditutup ketika perang dunia II.


Menjelang kepulangannya ke tanah air, PM Rusia, Khrushchev bertanya kepada Soekarno. Begini kira-kira pembicaraan mereka: “Bagaimana kunjunganmu selama beberapa hari ini, presiden? Menyenangkan bukan? Bukankah kota ini begitu indah?”. Soekarno mejawab begini kira-kira: “Ku akui kota ini begitu indah, tetapi kota ini tidaklah seindah yang kupikirkan”. “Apa maksudmu? banyak bangunan unik disini” jawab Khrushchev. “Kota ini sama sekali tidak indah karena tidak ada masjid disini”. Sontak mendengar komentar Soekarno tersebut, Khrushchev memerintahkan ajudannya untuk mengoperasikan kembali masjid tua tersebut dan menamainya dengan nama Masjid Soekarno. Masjid itu direnovasi besar-besaran selama 10 hari setelah Soekarno pulang ke tanah air, dan masjid itu ada sampai sekarang.(Bossga).

sumber : http://bossgahutagalung.wordpress.com/

“Jas Merah”

JAS MERAH: atau lebih terkesan dengan nama “Jangan Sekali-kali Meninggalkan Sejarah” adalah pidato fenomenal Bung Karno yang terus melekat pada diri bangsa Indonesia sampai saat ini. Inilah titah sang presiden pertama kita kepada rakyatnya disela-sela akhir jabatannya.
Tahun 1920-an, Soekarno pernah memprediksi bahwa Indonesia akan merdeka tidak lama lagi. Selanjutnya, pada masa kepemimpinannya, ia bisa melihat bahwa kapitalisme akan membuat Indonesia morat marit. Ada lagi dikala Soekarno telah memprediksikan bahwa Soeharto lah penggantinya, dan ia telah tau bahwa pada akhirnya, ia tidak akan dianggap sampai akhir hayatnya.  Bahkan sampai aksi Inggris terhadap negara bonekanya, Malaysia saja sudah diperhitungkan Soekarno. Dan masih banyak lagi prediksi Bung besar kita.
Segelintir ‘ramalan’ Bung Karno itu telah menjadi kenyataan. Dari Indonesia merdeka pada 1945, kapitalisme masuk ke Indonesia seiring G30S 1965, Soekarno dilengserkan oleh MPR-GR dan digantikan oleh Soeharto, dan Kasus Malaysia-indonesia yang sudah tidak perlu saya sampaikan lagi karena telah berlarut-larut tidak ada peyelesaiannya.
Banyak rakyat pernah bertanya kepada Bung Karno, mengapa ramalannya begitu tepat? Apakah ia pewaris Jayabaya? ataukah ia menyewa dukun? Lantas Bung Karno menjawab: “Saya belajar dari sejarah. Sejarah menuntun saya!” (begitu kira-kira)
Sejarah, bukan hanya untuk dipelajari melainkan untuk diilhami sebagai pewaris masa depan. Jika kita bisa belajar dari sejarah, maka kita bisa menjalankan kehidupan esok dengan mempertimbangkan segala resikonya, dan kita bisa memprediksi apa yang akan terjadi berikutnya.
“Jangan Sekali-kali Meningalkan Sejarah” (Soekarno).

sumber : http://bossgahutagalung.wordpress.com/

Soekarno – Soeharto, 2 Orang Penentu Nasib Bangsa

Soekarno dan Soeharto. Nama itu mulai disinggung singgung sejak pasca Gerakan 30 September 1965, atau yang lebih dikenal G 30 S dimana sosok seorang Bapak Pendiri Bangsa/Proklamator Ir. Soekarno mulai disaingi dengan Panglima KOSTRAD Soeharto.


  Soekarno lahir pada tanggal 06 Juni 1901 di Blitar, Jawa Timur. Sejak dari kandungan, Ia sudah akan diramalkan menjadi orang sukses dimana ia menjadi panutan dan pembawa revolusi dunia. Ia lahir sama seperti Bung Hatta, di dalam kondisi subuh ketika fajar baru menyingsing. Hal yang menurut kepercayaan Jawa bahwa orang itu akan menjadi panutan bagi bangsa dan pembawa perubahan bagi bangsa. Semasa hidup, dapat bisa dikatakan bahwa 90% hidup Sukarno diberikannya demi NKRI dan Rakyat.
Tanpa berpanjang lebar, Pada tanggal 17 Agustus 1945, bersama Mohammad Hatta, Sukarno memproklamasikan Kemerdekaan didepan rakyat banyak. Inilah titik awal jembatan emas bangsa. Ia dilantik menjadi Presiden pada tanggal 18 Agustus 1945, dimana syarat-syarat untuk bernegara / unsur-unsur sebuah negara sedang diproses. Diurutkan:
  1. 17 Agustus 1945     =  Rakyat
  2. 18 Agustus 1945      =  Pemerintahan yang berdaulat, Undang²
  3. 19 Agustus 1945      =  Wilayah Negara
Perjuangan bangsa dibawah pimpinan Presiden Soekarno mengalami sejarah yang panjang dan mengesankan. hal yang tidak terduga, dalam kurun waktu kurang dari 20 tahun, nama Indonesia bisa berkibar diatas panggung dunia internasional, Indonesia dapat disaingi dengan Amerika Serikat dan bahkan mendapat julukan “negara terkuat ke-2 di Asia dalam bidang pertahanan”. Pidato-pidato politik Bung Karno selalu mendapat respon positif dari dunia Internasional, bahkan rakyatnya saja berebut tempat hanya untuk mendengarkan pidato-pidato Bung Karno. Bung Karno menjadi cerminan hidup bangsa. Ideologinya yang kuat tentang Pancasila dan ajaran-ajarannya menjadi tolak ukur dalam kehidupan berbangsa dan berbegara.
Hingga pada suatu ketika, karena pengaruhnya ke dunia luar yang begitu hebat. (Ia mempropagandakan pemahamannya tentang upaya Gerakan Non-Blok, OLDEFO dan NEFO yang bertentangan dengan apa yang dibuat, diajarkan United Nations / PBB; keberaniannya untuk menolak Malaysia dan perlawanannya kepada AS) Soekarno menjadi sasaran target dunia-dunia adikuasa untuk menghancurkan pemerintahannya yang begitu kuat. Posisisnya yang penting ternyata dapat membahayakan keberadaan pengaruh politik barat di negara-negara miskin dan berkembang. Oleh karena itulah, meletus peristiwa G 30 S.
Kejadian pasca G 30 S membuat nama Presiden Soekarno turun. Timbul kepercayaan bangsa dimana pengaruh Suharto (Lahir di Kemusuk, Yogyakarta, 8 Juni 1921) yang saat itu menjadi PANGKOSTRAD menjadi begitu berarti dimata masyarakat. Soeharto sukses mempropagandakan nama PKI sebagai dalang dari G 30 S.



Hal itu tak pelak membuat masyarakat menuntut pembubaran partai komunis terbesar di Indonesia itu (PKI menjadi partai terkuat dan pesaing tebesar Angkatan Darat pada pemilu ‘55). Tuntutan itu tentu tidak dapat dikabulkan begitu saja oleh Sukarno, mengingat ajarannya tentang NASAKOM yang bertolak belakang jika ia membubarkan PKI yang berlandaskan komunis.
[Perlu diingat, NASAKOM bukanlah sebuah ideologi dasar negara. Sebab dasar negara Republik Indonesia adalah Pancasila yang bersifat bertolak belakang dengan IDEOLOGI KOMUNISME!]
Pengangkatan Suharto menggantikan LetJend. A. Yani yang gugur dalam G 30 S menjadi celah awal dalam pengaruhnya menggulingkan pemerintahan Sukarno. Celahnya semakin terbuka ketika ia diangkat menjadi Menteri Panglima Angkatan Darat. Ditambah dengan sifatnya yang katanya berpihak kepada masyarakat mendukung aksi pembubaran PKI. Perhatian masyarakat semakin menjauh dari Soekarno dan berpaling kearah Soeharto. Pidato-pidato politik Bung Karno yang biasanya menggugah masyarakat, kini dianggap sebagai dongeng menjelang tidur. Nama Soekarno ulai pudar dengan begitu cepatnya di mata masyarakat dalam kurun waktu < 1 tahun.
Penyerahan Surat Perintah 11 Maret 1966 (SUPERSEMAR) menjadikan Soekarno berada di ujung tanduk. Penyerahan Surat yang disertai penodongan itu memperlebar celah Suharto untuk masuk ke dalam urusan pemerintahan presiden. PKI dibubarkan, peng-reshuffle-an kabinet dan anggota MPR yang pro Soekarno menjadi pro Soeharto, pembentukan kabinet Ampera semakin membuat Sukarno berada di pinggir jurang kematian. Padahal Sukarno sendiri mengatakan bahwa penyerahan SP 11 Maret merupakan surat penugasan untuk memulihkan keadaan, bukan untuk mengatur pemerintahan! 



Hingga pada akhirnya, Soekarno dipecat (tanpa diberikan hak untuk pidato pertanggung jawaban) dari kursi Presiden Republik Indonesia oleh MPRS pada Februari 1967, dan kekuasaannya digantikan oleh Presiden Soeharto. Itulah awal pemerintahan Soeharto: Orde Baru;dan akhir dari pemerintahan Soekarno: Orde Lama.
Jadi, mungkin tanpa ada Suharto di Indonesia, sampai matipun Sukarno tetap masih menjadi Presiden RI. (Bossga)

sumber : http://bossgahutagalung.wordpress.com/

counter map